Dari China Temukan Kesembuhan Di Surabaya
Tidak seperti jenis penyakit lain, pengidap HFS memang tidak merasakan sakit pada anggota tubuh. Kendati demikian membuat penderita menjadi down mentalnya. "Itu salah satu yang saya rasakan, bagaimana HFS membuat saya sangat terganggu bahkan menjurus minder dalam pergaulan sosial", kata Yoseph Chow dalam perbincangan di sebuah hotel berbintang di Surabaya.Padahal, jabatannya sebagai deputy general manager perusahaan metal yang membawahi lebih dari 25.000 karyawan di China tentu sangat padat aktivitas. Setiap hari, dia harus memimpin rapat dengan anak buah maupun dengan pimpinan tertinggi perusahaan.Berawal dari kedutan di mata, menjalar ke pipi, bibir dan separuh wajah kanan, "Saya benar-benar merasa tidak confidence saat bertemu orang serta saat memimpin rapat. Apalagi kalau saya sedang tegang, spontan wajah saya jadi merot tidak karuan," kata ahli marketing yang sudah melanglang buana dan pernah tinggal di 15 negara tersebut.Sudah banyak dokter di kunjungi, termasuk di China sendiri, namun lagi-lagi mengalami jalan buntu. Di tengah masa pencarian itu ia mendapat informasi dan mengarahka untuk operasi di Surabaya. Tanpa membuang waktu, lelaki bersahaja itu langsung menuju Surabaya untuk melakukan operasi. "Sebelum berangkat operasi saya sudah pamitan kepada seluruh staf saya, saya sudah pasrah apapun yang terjadi," kata mantan CEO sebuah maskapai penerbangan nasional tersebut sembari tersenyum.Dan pilihannya tidak salah, operasi berjalan singkat, dengan bantuan peralatan berteknologi canggih, semua berjalan lancar. Setelah tersadar, ia merasakan wajahnya kembali normal tanpa rasa kedutan apalagi merot. "Nanti setiba di China, saya akan adakan syukuran dengan anak buah," imbuh Chow yang sebagian temannya masih belum percaya kalau dirinya operasi di Surabaya.Sebagai bentuk ucapan terima kasih saat ini ia rela menjadi "aktivis" komunitas dengan berusaha menyebarkan apa yang dia ketahui dan rasakan tentang sakit yang pernah dideritanya.
Tidak seperti jenis penyakit lain, pengidap HFS memang tidak merasakan sakit pada anggota tubuh. Kendati demikian membuat penderita menjadi down mentalnya. "Itu salah satu yang saya rasakan, bagaimana HFS membuat saya sangat terganggu bahkan menjurus minder dalam pergaulan sosial", kata Yoseph Chow dalam perbincangan di sebuah hotel berbintang di Surabaya.
Padahal, jabatannya sebagai deputy general manager perusahaan metal yang membawahi lebih dari 25.000 karyawan di China tentu sangat padat aktivitas. Setiap hari, dia harus memimpin rapat dengan anak buah maupun dengan pimpinan tertinggi perusahaan.
Berawal dari kedutan di mata, menjalar ke pipi, bibir dan separuh wajah kanan, "Saya benar-benar merasa tidak confidence saat bertemu orang serta saat memimpin rapat. Apalagi kalau saya sedang tegang, spontan wajah saya jadi merot tidak karuan," kata ahli marketing yang sudah melanglang buana dan pernah tinggal di 15 negara tersebut.
Sudah banyak dokter di kunjungi, termasuk di China sendiri, namun lagi-lagi mengalami jalan buntu. Di tengah masa pencarian itu ia mendapat informasi dan mengarahka untuk operasi di Surabaya. Tanpa membuang waktu, lelaki bersahaja itu langsung menuju Surabaya untuk melakukan operasi. "Sebelum berangkat operasi saya sudah pamitan kepada seluruh staf saya, saya sudah pasrah apapun yang terjadi," kata mantan CEO sebuah maskapai penerbangan nasional tersebut sembari tersenyum.
Dan pilihannya tidak salah, operasi berjalan singkat, dengan bantuan peralatan berteknologi canggih, semua berjalan lancar. Setelah tersadar, ia merasakan wajahnya kembali normal tanpa rasa kedutan apalagi merot. "Nanti setiba di China, saya akan adakan syukuran dengan anak buah," imbuh Chow yang sebagian temannya masih belum percaya kalau dirinya operasi di Surabaya.
Sebagai bentuk ucapan terima kasih saat ini ia rela menjadi "aktivis" komunitas dengan berusaha menyebarkan apa yang dia ketahui dan rasakan tentang sakit yang pernah dideritanya.
Padahal, jabatannya sebagai deputy general manager perusahaan metal yang membawahi lebih dari 25.000 karyawan di China tentu sangat padat aktivitas. Setiap hari, dia harus memimpin rapat dengan anak buah maupun dengan pimpinan tertinggi perusahaan.
Berawal dari kedutan di mata, menjalar ke pipi, bibir dan separuh wajah kanan, "Saya benar-benar merasa tidak confidence saat bertemu orang serta saat memimpin rapat. Apalagi kalau saya sedang tegang, spontan wajah saya jadi merot tidak karuan," kata ahli marketing yang sudah melanglang buana dan pernah tinggal di 15 negara tersebut.
Sudah banyak dokter di kunjungi, termasuk di China sendiri, namun lagi-lagi mengalami jalan buntu. Di tengah masa pencarian itu ia mendapat informasi dan mengarahka untuk operasi di Surabaya. Tanpa membuang waktu, lelaki bersahaja itu langsung menuju Surabaya untuk melakukan operasi. "Sebelum berangkat operasi saya sudah pamitan kepada seluruh staf saya, saya sudah pasrah apapun yang terjadi," kata mantan CEO sebuah maskapai penerbangan nasional tersebut sembari tersenyum.
Dan pilihannya tidak salah, operasi berjalan singkat, dengan bantuan peralatan berteknologi canggih, semua berjalan lancar. Setelah tersadar, ia merasakan wajahnya kembali normal tanpa rasa kedutan apalagi merot. "Nanti setiba di China, saya akan adakan syukuran dengan anak buah," imbuh Chow yang sebagian temannya masih belum percaya kalau dirinya operasi di Surabaya.
Sebagai bentuk ucapan terima kasih saat ini ia rela menjadi "aktivis" komunitas dengan berusaha menyebarkan apa yang dia ketahui dan rasakan tentang sakit yang pernah dideritanya.