Bahagia Sekali Rasanya - Wajah Merot Saya Kembali Cantik

Saat itu saya memberanikan diri melihat cermin. Rasanya begitu bahagia karena penyakit yang saya derita selama 5 tahun benar-benar hilang. Wajah merot ini sudah kembali cantik.” ucap Shanti seraya tersenyum.Sebelumnya berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari kesembuhan mulai dari dokter, tusuk jarum hingga pengobatan alternatif lainnya. Shanti juga pernah menjalani pengobatan dengan cara ditotok hingga pingsan “ Saya bahkan sudah pernah ke Singapura dan ditawari suntik botox, tapi saya dan suami menolak.” kenangnya.Awalnya Shanti hanya merasa sering kedutan, mata berkedip spontan, dan akhirnya wajahnya merot. Namun Shanti tidak merasa malu walaupun wajahnya merot. “Wong saya ini sudah tua. Yang saya cari hanya kesembuhan. Saya bahkan berfikir dosa apa ya kok sampai menderita penyakit seperti ini,” papar wanita asal surabaya yang masih tampak enerjik ini.Sampai akhirnya Shanti putus asa dan berkesimpulan bahwa yang ia derita memang belum ada obatnya.  Namun suatu ketika Shanti membaca majalah intisari tahun 2009 yang sudah lecek mengenai penyembuhan wajah merot (Hemifacial Spasm). Dia pun langsung menghubungi tim dokter di Surabaya. Tekadnya bertambah mantap ketika bertemu dengan sesama mantan penderita Hemifacial Spasm. Keputusannya berbuah manis. Setelah sadar dari operasi, bahkan masih di ICU Shanti meraba pipi dan ternyata sudah tidak merot lagi.

Saat itu saya memberanikan diri melihat cermin. Rasanya begitu bahagia karena penyakit yang saya derita selama 5 tahun benar-benar hilang. Wajah merot ini sudah kembali cantik.” ucap Shanti seraya tersenyum.

Sebelumnya berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari kesembuhan mulai dari dokter, tusuk jarum hingga pengobatan alternatif lainnya. Shanti juga pernah menjalani pengobatan dengan cara ditotok hingga pingsan “ Saya bahkan sudah pernah ke Singapura dan ditawari suntik botox, tapi saya dan suami menolak.” kenangnya.

Awalnya Shanti hanya merasa sering kedutan, mata berkedip spontan, dan akhirnya wajahnya merot. Namun Shanti tidak merasa malu walaupun wajahnya merot. 

“Wong saya ini sudah tua. Yang saya cari hanya kesembuhan. Saya bahkan berfikir dosa apa ya kok sampai menderita penyakit seperti ini,” papar wanita asal surabaya yang masih tampak enerjik ini.

Sampai akhirnya Shanti putus asa dan berkesimpulan bahwa yang ia derita memang belum ada obatnya.  Namun suatu ketika Shanti membaca majalah intisari tahun 2009 yang sudah lecek mengenai penyembuhan wajah merot (Hemifacial Spasm). Dia pun langsung menghubungi tim dokter di Surabaya. Tekadnya bertambah mantap ketika bertemu dengan sesama mantan penderita Hemifacial Spasm. Keputusannya berbuah manis. Setelah sadar dari operasi, bahkan masih di ICU Shanti meraba pipi dan ternyata sudah tidak merot lagi.

Make Appointment