Di Usia Senja Cantik Kembali
Derita Hemifacial Spasm (wajah merot) sejak usia remaja membuat Ny. Liem berjuang mencari kesembuhan di berbagai benua, tidak cukup di penjuru Asia, namun juga Australia dan Amerika. Keinginan sembuh yang kuat dari Ny. Liem akhirnya berbuah setelah 45 tahun bertahan dengan sakit yang dideritanya.
Wajah Merot Sirna Setelah 45 Tahun Menderita
Duduk di deretan kursi paling depan didampingi sang suami, dia seakan tidak mau ketinggalan pada acara yang langka di kota Medan ini, yaitu gathering komunitas Brain & Spine yang dihadiri lebih dari 500 undangan. Ny. Liem 80 tahun yang datang khusus dari Australia tempat tinggal bersama putranya selama ini, untuk menyimak dan bernostalgia bersama team medis dari Surabaya yang pernah menyembuhkannya, dan sengaja diundang ke Medan oleh para mantan pasien.
“Sejak remaja hingga punya cucu banyak wajah saya merot-merot, sudah 45 tahun lebih saya menderita” kisahnya saat menceritakan wajahnya yang merot karena Hemifacial Spasm, saat ini usia sudah 80 tahun, namun usia rupanya tidak menghalangi untuk berusaha terus mencari kesembuhan, meski tidak terhitung lagi lamanya menderita. “Saya sudah pergi kemanapun, di Asia, Australia, Amerika bahkan terakhir saya pergi ke Canada, tapi belum ketemu jodoh untuk sembuh”, ceritanya di sela-sela acara gathering.
“Saya senang dan saya bahagia luar biasa di usia yang tua ini saya cantik kembali seperti muda dulu, ini berkah untuk keluarga, anak dan cucu saya” imbuhnya. Di Indonesia lebih dari 30.000 orang menderita Hemifacial Spasm ini, namun tidak tahu harus kemana untuk berkonsultasi. Tidak jarang mereka mencoba berbagai pengobatan dan alternatif sampai ke dukun yang ada di pelosok tanah air. “Saya ke gunung Galunggung menemui orang pintar, tapi sia-sia dan makin bingung dengan cara pengobatan yang diberikan” cerita Helena Rustam mantan penderita Hemifacial Spasm dari Pekanbaru yang khusus hadir di Gathering Medan ini.