Tindakan Anastesia Dalam Operasi Hemifacial Spasm
Untuk operasi microsurgery pada Hemifacial Spasm dilakukan tindakan anestesi (pembiusan) umum untuk membantu pasien tanpa merasa cemas dan tertidur tanpa rasa nyeri sehingga operasi berjalan tenang, disamping itu anestesi berperan mengatur dan mempertahankan otak tetap lunak tidak tegang, sehingga mudah menjangkau pada kedalaman tertentu di bagian Otak khususnya menjangkau saraf facialis yang merupakan target operasi hemifacial spasm.Untuk persiapan sebelum tindakan anestesi diperlukan pemeriksaan laboratorium, rekam jantung dan foto dada untuk mengetahui kondisi pasien. Dokter anestesiologi akan melakukan antisipasi agar tidak terjadi masalah selama maupun setelah operasi, konsultasi dokter jantung dan dokter penyakit dalam kadang dibutuhkan. Pasien disiapkan puasa 8 jam namun boleh minum air putih secukupnya 3 jam sebelum tindakan anestesi selain itu pasien dibantu untuk buang air besar di pagi hari menjelang operasi baik secara spontan ataupun dengan obat-obatan, hal ini sangat penting untuk menjaga sterilitas dalam kamar operasi.Selama operasi semua indikator fungsi tubuh pasien dipantau terus menerus melalui bantuan monitor pemantau. Semua perubahan fisiologi tubuh pasien dicatat setiap saat. Perubahan fisiologi ini bisa terjadi karena pengaruh obat-obatan anestesi atau akibat tindakan operasi itu sendiri. Pemantauan dilanjutkan hingga pada pasca bedah. Untuk kenyamanan pasien dan mengatasi gejala pasca operasi Hemifacial Spasm seperti mual, muntah dan pusing maka pemantauan pasca bedah dilakukan di ruang intensive hingga esok pagi, bila kondisi umum stabil, nafas baik, sirkulasi darah baik, pasien dipindahkan ke kamarBeberapa jam selesai dilakukan tindakan anestesia pengaruh Obat anestesia boleh jadi masih ada seperti mengantuk untuk beberapa lama. Sementara itu Obat anti nyeri diberikan sebelum pasien bangun sehingga pasien sadar kembali tanpa rasa nyeri akibat luka operasi sebab pemberian Obat analgesik anti nyeri akan efektif bekerja bila dimulai sebelum nyeri itu sendiri terjadi.Selain nyeri masalah Iain yang dapat terjadi antara Iain mual dan muntah akibat pengaruh Obat anestesi atau obat-obatan Iain juga mungkin dikarenakan operasinya mempengaruhi pusat muntah. Terutama bila pusat keseimbangan tubuh dan pusat muntah terganggu maka obat anti mual muntah diberikan sebelumnya agar pasien terhindar dari mual dan muntah.Setelah pasien sadar dan fungsi saluran pencernakannya sudah pulih maka dapat dimulai minum sedikit. Dulu kalau setelah dilakukan operasi baru boleh minum setelah buang angin (flatus). Memang tanda bahwa usus besar bagian bawah telah berfungsi bila sudah buang angin, namun untuk usus bagian atas yaitu lambung dapat diketahui berfungsi baik jika tidak mual, kembung atau muntah. ltulah sebabnya operasi mikro pada Hemifacial Spasm dimana tanpa memanipulasi usus, maka setelah sadar baik dan tidak mual atau muntah boleh dimulai minum. Lambung yang terangsang oleh cairan yang masuk akan melanjutkan gerakan peristaltik usus ke bagian tengah (usus halus) dan dilanjutkan ke saluran cerna bagian bawah (usus besar) sehingga merangsang timbul buang angin.Caranya dimulai dengan minum 2 sendok air putih tiap 10 menit, bila 3 x 2 sendok air putih tidak ada keluhan mual maka dapat ditingkatkan menjadi setengah cangkir air putih. Kalau dalam kurun 1 0 menit kemudian tidak timbul keluhan mual, maka dapat ditingkatkan dengan minum bebas yaitu bebas jumlah maupun jenisnya ( bukan lagi air putih Ada tahapan yang perlu dilalui agar perut yang semula kosong tidak "kaget" yaitu dimulai dengan jumlah sedikit, dan kualitas meningkat mulai dari air, makanan lunak hingga makan biasa. Kalau sudah bisa makan minum dengan baik esok harinya maka infus dapat dilepas dan Obat suntik digantikan Obat minum seperlunya.Tim Dokter
Untuk operasi microsurgery pada Hemifacial Spasm
dilakukan tindakan anestesi (pembiusan) umum untuk membantu pasien tanpa merasa
cemas dan tertidur tanpa rasa nyeri sehingga operasi berjalan tenang, disamping
itu anestesi berperan mengatur dan mempertahankan otak tetap lunak tidak
tegang, sehingga mudah menjangkau pada kedalaman tertentu di bagian Otak
khususnya menjangkau saraf facialis yang merupakan target operasi hemifacial
spasm.
Untuk persiapan sebelum tindakan anestesi diperlukan pemeriksaan laboratorium, rekam jantung dan foto dada untuk mengetahui kondisi pasien. Dokter anestesiologi akan melakukan antisipasi agar tidak terjadi masalah selama maupun setelah operasi, konsultasi dokter jantung dan dokter penyakit dalam kadang dibutuhkan. Pasien disiapkan puasa 8 jam namun boleh minum air putih secukupnya 3 jam sebelum tindakan anestesi selain itu pasien dibantu untuk buang air besar di pagi hari menjelang operasi baik secara spontan ataupun dengan obat-obatan, hal ini sangat penting untuk menjaga sterilitas dalam kamar operasi.
Selama operasi semua indikator fungsi tubuh pasien dipantau terus menerus melalui bantuan monitor pemantau. Semua perubahan fisiologi tubuh pasien dicatat setiap saat. Perubahan fisiologi ini bisa terjadi karena pengaruh obat-obatan anestesi atau akibat tindakan operasi itu sendiri. Pemantauan dilanjutkan hingga pada pasca bedah. Untuk kenyamanan pasien dan mengatasi gejala pasca operasi Hemifacial Spasm seperti mual, muntah dan pusing maka pemantauan pasca bedah dilakukan di ruang intensive hingga esok pagi, bila kondisi umum stabil, nafas baik, sirkulasi darah baik, pasien dipindahkan ke kamar
Beberapa jam selesai dilakukan tindakan anestesia pengaruh Obat anestesia boleh jadi masih ada seperti mengantuk untuk beberapa lama. Sementara itu Obat anti nyeri diberikan sebelum pasien bangun sehingga pasien sadar kembali tanpa rasa nyeri akibat luka operasi sebab pemberian Obat analgesik anti nyeri akan efektif bekerja bila dimulai sebelum nyeri itu sendiri terjadi.
Selain nyeri masalah Iain yang dapat terjadi antara Iain mual dan muntah akibat pengaruh Obat anestesi atau obat-obatan Iain juga mungkin dikarenakan operasinya mempengaruhi pusat muntah. Terutama bila pusat keseimbangan tubuh dan pusat muntah terganggu maka obat anti mual muntah diberikan sebelumnya agar pasien terhindar dari mual dan muntah.
Setelah pasien sadar dan fungsi saluran pencernakannya sudah pulih maka dapat dimulai minum sedikit. Dulu kalau setelah dilakukan operasi baru boleh minum setelah buang angin (flatus). Memang tanda bahwa usus besar bagian bawah telah berfungsi bila sudah buang angin, namun untuk usus bagian atas yaitu lambung dapat diketahui berfungsi baik jika tidak mual, kembung atau muntah. ltulah sebabnya operasi mikro pada Hemifacial Spasm dimana tanpa memanipulasi usus, maka setelah sadar baik dan tidak mual atau muntah boleh dimulai minum. Lambung yang terangsang oleh cairan yang masuk akan melanjutkan gerakan peristaltik usus ke bagian tengah (usus halus) dan dilanjutkan ke saluran cerna bagian bawah (usus besar) sehingga merangsang timbul buang angin.
Caranya dimulai dengan minum 2 sendok air putih tiap 10 menit, bila 3 x 2 sendok air putih tidak ada keluhan mual maka dapat ditingkatkan menjadi setengah cangkir air putih. Kalau dalam kurun 1 0 menit kemudian tidak timbul keluhan mual, maka dapat ditingkatkan dengan minum bebas yaitu bebas jumlah maupun jenisnya ( bukan lagi air putih Ada tahapan yang perlu dilalui agar perut yang semula kosong tidak "kaget" yaitu dimulai dengan jumlah sedikit, dan kualitas meningkat mulai dari air, makanan lunak hingga makan biasa. Kalau sudah bisa makan minum dengan baik esok harinya maka infus dapat dilepas dan Obat suntik digantikan Obat minum seperlunya.
Tim Dokter
Untuk persiapan sebelum tindakan anestesi diperlukan pemeriksaan laboratorium, rekam jantung dan foto dada untuk mengetahui kondisi pasien. Dokter anestesiologi akan melakukan antisipasi agar tidak terjadi masalah selama maupun setelah operasi, konsultasi dokter jantung dan dokter penyakit dalam kadang dibutuhkan. Pasien disiapkan puasa 8 jam namun boleh minum air putih secukupnya 3 jam sebelum tindakan anestesi selain itu pasien dibantu untuk buang air besar di pagi hari menjelang operasi baik secara spontan ataupun dengan obat-obatan, hal ini sangat penting untuk menjaga sterilitas dalam kamar operasi.
Selama operasi semua indikator fungsi tubuh pasien dipantau terus menerus melalui bantuan monitor pemantau. Semua perubahan fisiologi tubuh pasien dicatat setiap saat. Perubahan fisiologi ini bisa terjadi karena pengaruh obat-obatan anestesi atau akibat tindakan operasi itu sendiri. Pemantauan dilanjutkan hingga pada pasca bedah. Untuk kenyamanan pasien dan mengatasi gejala pasca operasi Hemifacial Spasm seperti mual, muntah dan pusing maka pemantauan pasca bedah dilakukan di ruang intensive hingga esok pagi, bila kondisi umum stabil, nafas baik, sirkulasi darah baik, pasien dipindahkan ke kamar
Beberapa jam selesai dilakukan tindakan anestesia pengaruh Obat anestesia boleh jadi masih ada seperti mengantuk untuk beberapa lama. Sementara itu Obat anti nyeri diberikan sebelum pasien bangun sehingga pasien sadar kembali tanpa rasa nyeri akibat luka operasi sebab pemberian Obat analgesik anti nyeri akan efektif bekerja bila dimulai sebelum nyeri itu sendiri terjadi.
Selain nyeri masalah Iain yang dapat terjadi antara Iain mual dan muntah akibat pengaruh Obat anestesi atau obat-obatan Iain juga mungkin dikarenakan operasinya mempengaruhi pusat muntah. Terutama bila pusat keseimbangan tubuh dan pusat muntah terganggu maka obat anti mual muntah diberikan sebelumnya agar pasien terhindar dari mual dan muntah.
Setelah pasien sadar dan fungsi saluran pencernakannya sudah pulih maka dapat dimulai minum sedikit. Dulu kalau setelah dilakukan operasi baru boleh minum setelah buang angin (flatus). Memang tanda bahwa usus besar bagian bawah telah berfungsi bila sudah buang angin, namun untuk usus bagian atas yaitu lambung dapat diketahui berfungsi baik jika tidak mual, kembung atau muntah. ltulah sebabnya operasi mikro pada Hemifacial Spasm dimana tanpa memanipulasi usus, maka setelah sadar baik dan tidak mual atau muntah boleh dimulai minum. Lambung yang terangsang oleh cairan yang masuk akan melanjutkan gerakan peristaltik usus ke bagian tengah (usus halus) dan dilanjutkan ke saluran cerna bagian bawah (usus besar) sehingga merangsang timbul buang angin.
Caranya dimulai dengan minum 2 sendok air putih tiap 10 menit, bila 3 x 2 sendok air putih tidak ada keluhan mual maka dapat ditingkatkan menjadi setengah cangkir air putih. Kalau dalam kurun 1 0 menit kemudian tidak timbul keluhan mual, maka dapat ditingkatkan dengan minum bebas yaitu bebas jumlah maupun jenisnya ( bukan lagi air putih Ada tahapan yang perlu dilalui agar perut yang semula kosong tidak "kaget" yaitu dimulai dengan jumlah sedikit, dan kualitas meningkat mulai dari air, makanan lunak hingga makan biasa. Kalau sudah bisa makan minum dengan baik esok harinya maka infus dapat dilepas dan Obat suntik digantikan Obat minum seperlunya.
Tim Dokter