Mengapa Keduten Menjadi Merot

Keduten atau mata berkedip-kedip secara spontan adalah salah satu gejala awal dari hemifacial spasm atau wajah merot, namun tidak semua eduten akan berakhir dengan wajah merot, keduten sesaat biasanya lebih disebabkan oleh kelelahan otot-otot kelopak mata.Hemifacial spasm yang khas gejalanya berawal dari keduten di salah satu mata kemudian secara berangsur-angsur meningkat baik frekwensi maupun intensitasnya, setelah beberapa bulan menjalar ke pipi, sudut hidung dan sudut mulut serta otot leher yang ikut tertarik, bila semakin berat sampai mengganggu pandangan.Sudah lama gejala kejang separuh wajah ini menjadi misteri dan masyarakat belum mengetahui penyebab ataupun penyakitnya bahkan dikalangan medis pun juga belum memahami, akibatnya muncul bermacam-macam dugaan penyebab, seperti diduga karena stress, karena pikiran, karena makhluk halus dan lain-lain. Berbagai upaya penyembuhan dilakukan dan dicari hingga keluar negeri, mulai dengan tusuk jarum, pijat urat, pijat refleksi, totokjarum, paranormal, dokter, dokter spesialis namun tidak membuahkan hasil.MENCARI PENYEBAB Hemifacial spasm biasanya muncul spontan tanpa disadari, sebagian besar karena penekanan saraf fasialis (saraf motorik wajah) oleh pembuluh darah kecil saat keluar dari induknya. Saraf ini mengendalikan otot-otot wajah mulai dari mata, pipi, hidung, mulut sampai otot leher satu sisi. Penekanan ini menyebabkan terjadinya sirkuit pendek pada lintasan sarafyang memicu spasm atau kejang tidak terkendali. Otot-otot wajah mengalami kejang yang kuat, singkat dan berulangulang beberapa detik tanpa disertai nyeri, namun bisa mengganggu pandangan karena kelopak mata ikut tertutup rapat. Stres, cemas dan kelelahan akan memperberat spasm. Sisi wajah yang lain juga bisa terkena dampak walaupun sangatjarang terjadi, hingga kedua mata tertutup. Melalui pemeriksaan foto MRI khusus (Magnetic Resonance Imaging) dengan bantuan analisa rekonstruksi komputer maka penekanan saraffasialis oleh pembuluh darah kecil bisa dideteksi secara akurat, umumnya pembuluh darah berdiameter 1-3 mm yang menekan pada pangkal saraf fasialis, tidakjarang juga ditemukan pembuluh darah berdiameter yang cukup besar hingga 1 0 mm. MENGATASI PENYEBAB Pembuluh darah mikro yang menekan saraf fasialis akan berdenyut terus dan terjadi perlekatan yang diselimuti oleh membrane tipis akibatnya spasm semakin berat dan tidak pernah sembuh spontan, upaya untuk memisahkan adalah dengan operasi bedah mikro (microvascular decompression) yang menggunakan mikroskop khusus yang dapat menjangkau sampai kedalaman tertentu dalam rongga kepala. Operasi dilakukan dengan pembiusan total dibantu alat-alat monitor dalam kamar operasi agar memudahkan operasi mikro, karena memerlukan ketelitian dan kecermatan amat tinggi, prosedur operasi ini akan direkam dan dapat disaksikan langsung pada monitor oleh keluarga penderita di ruang tungggu. Proses penyembuhan sebagian besar spontan setelah operasi selesai atau saat sadar di ruang intensive care unit dan sebagian yang lain memerlukan waktu dua minggu hingga dua sampai enam bulan pasca operasi. Hal ini berkaitan dengan proses perbaikan saraf setelah mengalami penekanan, namun penderita bebas melakukan aktifitas biasa.dr. M. Sofyanto, Sp.BS

Keduten atau mata berkedip-kedip secara spontan adalah salah satu gejala awal dari hemifacial spasm atau wajah merot, namun tidak semua eduten akan berakhir dengan wajah merot, keduten sesaat biasanya lebih disebabkan oleh kelelahan otot-otot kelopak mata.

Hemifacial spasm yang khas gejalanya berawal dari keduten di salah satu mata kemudian secara berangsur-angsur meningkat baik frekwensi maupun intensitasnya, setelah beberapa bulan menjalar ke pipi, sudut hidung dan sudut mulut serta otot leher yang ikut tertarik, bila semakin berat sampai mengganggu pandangan.

Sudah lama gejala kejang separuh wajah ini menjadi misteri dan masyarakat belum mengetahui penyebab ataupun penyakitnya bahkan dikalangan medis pun juga belum memahami, akibatnya muncul bermacam-macam dugaan penyebab, seperti diduga karena stress, karena pikiran, karena makhluk halus dan lain-lain. Berbagai upaya penyembuhan dilakukan dan dicari hingga keluar negeri, mulai dengan tusuk jarum, pijat urat, pijat refleksi, totokjarum, paranormal, dokter, dokter spesialis namun tidak membuahkan hasil.


MENCARI PENYEBAB

Hemifacial spasm biasanya muncul spontan tanpa disadari, sebagian besar karena penekanan saraf fasialis (saraf motorik wajah) oleh pembuluh darah kecil saat keluar dari induknya. Saraf ini mengendalikan otot-otot wajah mulai dari mata, pipi, hidung, mulut sampai otot leher satu sisi. Penekanan ini menyebabkan terjadinya sirkuit pendek pada lintasan sarafyang memicu spasm atau kejang tidak terkendali.

Otot-otot wajah mengalami kejang yang kuat, singkat dan berulangulang beberapa detik tanpa disertai nyeri, namun bisa mengganggu pandangan karena kelopak mata ikut tertutup rapat. Stres, cemas dan kelelahan akan memperberat spasm. Sisi wajah yang lain juga bisa terkena dampak walaupun sangatjarang terjadi, hingga kedua mata tertutup.

Melalui pemeriksaan foto MRI khusus (Magnetic Resonance Imaging) dengan bantuan analisa rekonstruksi komputer maka penekanan saraffasialis oleh pembuluh darah kecil bisa dideteksi secara akurat, umumnya pembuluh darah berdiameter 1-3 mm yang menekan pada pangkal saraf fasialis, tidakjarang juga ditemukan pembuluh darah berdiameter yang cukup besar hingga 1 0 mm.


MENGATASI PENYEBAB

Pembuluh darah mikro yang menekan saraf fasialis akan berdenyut terus dan terjadi perlekatan yang diselimuti oleh membrane tipis akibatnya spasm semakin berat dan tidak pernah sembuh spontan, upaya untuk memisahkan adalah dengan operasi bedah mikro (microvascular decompression) yang menggunakan mikroskop khusus yang dapat menjangkau sampai kedalaman tertentu dalam rongga kepala.

Operasi dilakukan dengan pembiusan total dibantu alat-alat monitor dalam kamar operasi agar memudahkan operasi mikro, karena memerlukan ketelitian dan kecermatan amat tinggi, prosedur operasi ini akan direkam dan dapat disaksikan langsung pada monitor oleh keluarga penderita di ruang tungggu.

Proses penyembuhan sebagian besar spontan setelah operasi selesai atau saat sadar di ruang intensive care unit dan sebagian yang lain memerlukan waktu dua minggu hingga dua sampai enam bulan pasca operasi. Hal ini berkaitan dengan proses perbaikan saraf setelah mengalami penekanan, namun penderita bebas melakukan aktifitas biasa.

dr. M. Sofyanto, Sp.BS
Make Appointment